Herba untuk Bahan Pangan dan Penjaga Kesehatan Saluran Pencernaan (Part 3)

Mekanisme Peran Herba dalam Kesehatan Pencernaan

Saat ini telah banyak kajian yang menunjukkan bahwa komponen pangan secara signifikan dapat mengubah keseimbangan mikrobiota dalam usus manusia, Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi 10 g inulin (salah satu prebiotik) per hari selama 16 hari dapat meningkatkan persentase jumlah bifidobakteri (bakteri ramah) dalam usus menjadi empat kali lipat dibandingkan dengan yang tidak mengkonsumsinya. Efek modulasi (pengaturan) mikrobiota ini juga ternyata diperlihatkan oleh komponen-komponen kimia aktif yang banyak terkandung dalam herba. Senyawan fenol yang tidak diserap dan metabolitnya seperti elagitanin diidentifikasi merupakan senyawaan yang bertanggung jawab dalam peningkatan persentase bifidobakteri dan lactobacillus dalam total mikrobiota pada usus tikus.

Beberapa senyawa fenolik telah dikenal sebagai senyawa fenolik telah dikenal sebagai senyawaan yang berpotensi sebagai antibakteri. Melalui konsumsi senyawaan fenolik ini dapat diharapkan kemampuannya untuk menekan perkembangan bakteri patogen dalam sistem pencernaan manusia. Resveratol, suatu senyawaan antioksidan yang banyak terdapat dalam anggur, menunjukkan daya hambatan terhadap perkembangan Proteus mirablis, suatu patogen penyebab infeksi pada saluran pencernaan.

Selain mekanisme antibakteri, senyawaan aktif herba juga bekerja melalui mekanisme antipelakatan. Proantosianidin, sejenis antioksidan, dari buah beri efektif dalam menghambat pelekatan Eschericia coli dalam sel saluran pencernaan. BERSAMBUNG….

*) Prof. Dr. Latifah K. Darusman. Kepala Pusat Studi Biofarmaka IPB Bogor.

Artikel dalam majalah “FOOD REVIEW” Vol. V, No. 3, Maret 2010

감사합니다 – Terima Kasih!

Leave a comment