Bahaya Biologis pada Daging

https://i0.wp.com/cdn.zmescience.com/wp-content/uploads/2011/04/meat.jpg

Daging sebagai pangan harus memenuhi persyaratan aman dan layak dikonsumsi oleh manusia.  Mengingat daging berpotensi dapat membawa penyakit hewan ke manusia (foodborne zoonosis), maka penerapan kesehatan hewan dan keamanan pangan mulai dari peternakan sampai siap dikonsumsi sangat diperlukan. Penyakit zoonotik saat ini dan ke depan menjadi ancaman kesehatan masyarakat, terutama di negara berkembang, terkait peningkatan jumlah penduduk, globalisasi perdagangan, deforestasi, perubahan gaya hidup, dan perubahan agen patogen.

Tantangan Kesehatan Masyarakat Veteriner di Indonesia

Kesehatan Masyarakat Veteriner
Istilah kesehatan masyarakat veteriner atau kesmavet masih banyak belum dikenal oleh masyarakat, termasuk di kalangan pemerintah dan bahkan di kolega dokter. Istilah kesmavet digunakan kali pertama dalam pertemuan World Health Organization (WHO) pada tahun 1946 untuk menyiapkan kerangka konseptual dan struktur program dari aktivitas kesehatan masyarakat yang melibatkan pengetahuan, kepakaran, dan sumberdaya kedokteran hewan untuk melindungi dan memperbaiki kesehatan masyarakat. Kesmavet merupakan bagian dari aktivitas kedokteran hewan yang berkaitan dengan pencegahan, perlindungan, dan promosi kesehatan masyarakat.

Residu Antibiotik dalam Pangan Asal Hewan

mmw_antibiotics.jpg (432×324)

Penggunaan antibiotika di peternakan memberikan manfaat bagi hewan dan peternak, namun dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan masyarakat jika pemakaiannya tidak sesuai aturan. Risiko tersebut berupa adanya residu antibiotika pada daging, susu dan telur akibat penggunaan antibiotika yang tidak sesuai dengan dosis dan/atau tidak memperhatikan masa henti obat (withdrawal time). Residu antibiotika adalah senyawa asal dan/atau metabolitnya yang terdapat dalam jaringan produk hewani dan termasuk residu hasil uraian lainnya dari antibiotika tersebut. Jadi, residu dalam bahan pangan meliputi senyawa asal yang tidak berubah, metabolit dan/atau konyugat lain. Beberapa metabolit obat diketahui bersifat kurang atau tidak toksik dibandingkan dengan senyawa asalnya, namun beberapa diketahui lebih toksik.

Continue reading

Probiotik dapat Mengurangi Risiko Gejala Flu dan Demam pada Anak

Suplementasi harian strain Lactobacillus dan Bifidobacterium dapat mengurangi risiko timbulnya gejala mirip demam dan flu hingga 50% pada anak. Hal ini terungkap dari penelitian yang dilakukan oleh Danisco. Dalam publikasinya di Journal Pediatrics disebutkan bahwa kombinasi dari dua strain ini dapat mengurangi:

Continue reading

Herba untuk Bahan Pangan dan Penjaga Kesehatan Saluran Pencernaan (Part 3)

Herba-herba untuk Bahan Pangan Kesehatan Pencernaan

Mayoritas hasil dari penelitian saat ini menunjukkan bahwa komponen bioaktif herba yang berperan dalam mekanisme penjagaan kesehatan pencernaan termasuk ke dalam golongan polifenol. Tidak dipungkiri karena secara umum senyawaan polifenol juga banyak terdapat dalam sayur-sayuran dan buah-buahan. Oleh karena itu, beberapa herba yang telah dikaji manfaatnya untuk memelihara sistem kesehatan pencernaan adalah herba yang kaya akan senyawaan polifenol seperti pada teh dan kunyit.

Continue reading

Herba untuk Bahan Pangan dan Penjaga Kesehatan Saluran Pencernaan (Part 3)

Mekanisme Peran Herba dalam Kesehatan Pencernaan

Saat ini telah banyak kajian yang menunjukkan bahwa komponen pangan secara signifikan dapat mengubah keseimbangan mikrobiota dalam usus manusia, Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi 10 g inulin (salah satu prebiotik) per hari selama 16 hari dapat meningkatkan persentase jumlah bifidobakteri (bakteri ramah) dalam usus menjadi empat kali lipat dibandingkan dengan yang tidak mengkonsumsinya. Efek modulasi (pengaturan) mikrobiota ini juga ternyata diperlihatkan oleh komponen-komponen kimia aktif yang banyak terkandung dalam herba. Senyawan fenol yang tidak diserap dan metabolitnya seperti elagitanin diidentifikasi merupakan senyawaan yang bertanggung jawab dalam peningkatan persentase bifidobakteri dan lactobacillus dalam total mikrobiota pada usus tikus.

Continue reading

Herba untuk Bahan Pangan dan Penjaga Kesehatan Saluran Pencernaan (Part 2)

Keseimbangan Mikrobiota pada Saluran Pencernaan

Sistem pencernaan meliputi mulut, kerongkongan, lambung, hati, kantung empedu, pankreas, usus halus, dan usus besar. Dimulai dengan tahap pencernaan makanan secara mekanik dalam mulut yang kemudian dilanjutkan dengan proses penyerapan gizi makanan di usus dan pada saat itu pula zat-zat mulai berinteraksi dengan mikrobiota yang berbagai macam jenis dan jumlahnya berlimpah. Usus besar manusia mengandung lebih dari 500 spesies bakteri, dan hampir 99%nya adalah jenis anaerobik. Bakteri-bakteri ini memiliki biomassa lebih dari 100 trilyun mikroorganisme/cm3. Mereka mempunyai aktivitas metabolik dan enzimatik yang akan berpengaruh terhadap gizi dan kesehatan hostnya.

Continue reading

Herba untuk Bahan Pangan dan Penjaga Kesehatan Saluran Pencernaan (Part 1)

Penggunaan herba untuk menjaga saluran kesehatan pencernaan bagi masyarakat Indonesia bukanlah suatu hal yang baru. Menurut survei yang sudah dilakukan Pusat Studi Biofarmaka dan Oxford Natural Product (UK) tahun 2002 menunjukkan bahwa ada 95 tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat untuk mengobati gangguan saluran pencernaan. Tumbuhan-tumbuhan ini digunakan untuk mengobati berbagai macam indikasi sakit pencernaan, seperti salah pencernaan, mual, sakit perut, kolik, diare, disentri, dll. Kebanyakan dari tumbuhan ini diolah dalam bentuk jamu atau ramuan tradisional.

Continue reading

Pengertian Pencernaan Pakan

Pencernaan pakan merupakan suatu rangkaian proses yang terjadi pada pakan selama berada didalam saluran pencernaan sampai memungkinkan terjadinya suatu penyerapan. Untuk penentuan kecernaan dari suatu pakan maka harus diketahui terlebih dahulu dua hal yang penting yaitu; jumlah nutrien yang terdapat dalam pakan dan jumlah nutrien yang dapat dicerna yang dapat diketahui bila pakan telah mengalami proses pencernaan.

Continue reading

Apa Itu Nutrisi?

Orang-orang terkadang terkecoh dengan istilah nutrisi dengan makanan. Nutrisi berbeda dengan makanan. Pengertian makanan adalah bahan (biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan} dimakan oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi. Atau pengertian singkatnya adalah segala sesuatu yang masuk melalui mulut (dimakan). Sedangkan nutisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Atau zat yang terkandung dalam makanan. Jadi intinya makanan adalah segala sesuatu yang dimakan, sedangkan nutrisi adalah zat yang terkandungnya. Penelitian di bidang nutrisi mempelajari hubungan antara makanan dan minuman terhadap kesehatan dan penyakit, khususnya dalam menentukan diet yang optimal. Pada masa lalu, penelitian mengenai nutrisi hanya terbatas pada pencegahan penyakit kurang gizi dan menentukan standard kebutuhan dasar nutrisi pada makhluk hidup. Keperluan nutrisi setiap individu akan berbeda sesuai umur, aktivitas fisik, serta keadaan tubuhnya.

Continue reading